Sebuah pepatah "Mulut mu harimaumu", mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati dalam berbicara. Kata-kata yang keluar dari mulut kita tidak dapat di tarik kembali. Lidah yang tidak bertulang ini, begitu luwesnya dalam mengeluarkan kata. Baik atau buruknya kata yang kita keluarkan akan berdampak pada penerima atau lawan bicara kita.
Berbicara merupakan cara untuk menyampaikan pendapat, pemikiran, mengobrol dengan orang lain, dan lainnya. Setiap orang dapat berbicara. Namun pada porsi tertentu pembicaraan tersebut ada yang dapat di pahami seseorang dan ada yang bahkan bisa menyakiti lawan bicaranya.
Cara penyampaian pesan saat ini dipermudah dengan adanya teknologi, seseorang dapat menyampaikan pesan melalui contohnya WhatsApp, Telegram, Line, dll. Dalam penyampaian via teks sering sekali menimbulkan kesalahpahaman, di karenakan teks yang di sampaikan tidak memiliki suara sehingga tidak dapat menilai emosi pengirim pesan. Terkadang pesan yang bermaksud bercanda, bisa saja tidak dapat di terima dengan penerima pesan. Karena penyampaian pesan via teks tidak berhadapan langsung, maka penilaian terhadap kondisi emosional seseorang tidak terbaca.
Tidak semua orang dapat menerima pesan dengan baik, bahkan pesan bercanda bisa menyebabkan ketersinggungan. Perasaan seseorang tidak dapat di sama kan, sebagian orang merasa baik-baik saja dengan pesan bercanda, sebagian orang bisa saja merasa terusik dan tersinggung.
Berhati-hati lah dalam menyampaikan pesan atau berbicara. Pahami kondisi emosional penerima pesan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kemampuan kita berbicara atau menyampaikan pesan memperlihatkan kualitas diri kita.
Comments
Post a Comment