Perjalanan Secangkir Kopi


Siang itu aku disuguhkan secangkir kopi pahit. Tentu saja aku bukan penikmat kopi pahit, aku lebih suka jika di campurkan brown sugar dan creamer. Rasanya sudah pas, setelah perjalanan 2 jam yang aku tempuh. Secangkir kopi ini sedikit mengembalikan semangat setelah mabuk perjalanan.

Tulisan ini sekedar berbagi pengalaman, mungkin ceritanya ngalor ngidul dan juga bahasanya akan lebih santai ya.

Pada tahun 2018, saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Desa Harapan Jaya, Pesawaran, Lampung. Disana saya belajar banyak hal, termasuk salah satunya mengolah biji kopi. Yapsi, disana produksi biji kopinya lumayan banyak. Bahkan ada salah satu warga yang mengolahnya menjadi 'kopi pala', kopi bubuk dengan aroma pala. Sangat inovatif dan peluang besar karena pasarnya ternyata sudah sampai luar kota. 
Terbiasa hidup di perkotaan, membuat saya senang dengan daerah pedesaan yang sejuk dan asri. Tidak lupa tentang pengalaman saya dalam mengolah biji kopi. 
Saya bersama dengan teman-teman lainnya, mendapatkan kesempatan belajar mengolah biji kopi. Mulai dari memetik biji kopi dari pohonnya. Kemudian mengeringkan biji kopi kurang lebih selama satu bulan, itu pun jika panas matahari yang terik, jika tidak maka proses penjemuran kopi bisa lebih dari sebulan. 
Alhamdulillah, saya tidak menunggu sampai sebulan. Ternyata sudah ada biji kopi yang telah dijemur. Setelah itu prosesnya adalah memisahkan biji kopi dengan kulitnya, menggunakan mesin tradisional. 
Setelah dipisahkan menggunakan mesin tradisional, lebih lanjut dapat memisahkan dengan cara di kayak. Kemudian baru biji kopi dipilih kualitas terbaik untuk di sangrai, sampai menghitam legam. Lumayan pegal juga, mengaduk biji kopi hingga warnanya hitam wkwk. Lebih dari satu jam, akhirnya semua biji kopi selesai di sangrai. Kemudian barulah biji kopi tersebut di tumbuk sampai halus, dan ini juga menggunakan alat tradisional. 
Pengalaman luar biasa menurut saya, dapat mengenal proses biji kopi. Ketika di kota mungkin saya hanya mengenal kopi dalam sachet saja wkwk.

Banyak belajar perihal perjalanan secangkir kopi. Bahwa dalam suguhan kopi yang nikmat, terdapat proses panjang. Butuh di panaskan, di hancurkan, di tumbuk, di seleksi biji kopi terbaik, hingga prosesnya menjadi secangkir kopi.
Sama perihal kehidupan, kita melalui berbagai proses yang mungkin menyakitkan, membuat kita down, banyak berkorban untuk mendapatkan nya, dan lika-liku lainnya.
Selalu ada mutiara di balik kesusahan. Hidup adalah proses, seperti buah kopi menjadi secangkir kopi. Bersyukur dan ikhlas adalah kuncinya. Dengan melepaskan baju nafsu duniawi dan mencari arti sesungguhnya dari kehidupan. Dalam setiap proses nya tidak akan mudah. Perlu kebijaksanaan untuk menjadi kaya. Menjadi arif dalam setiap kejadian. Dengan cinta, tuhan mengajarkan, bahwa ada hal yang dapat kau rasakan. Namun tak dapat kau lihat dengan mata.
Percayalah selalu ada mutiara di balik kesusahan. Melalui cara-caranya yang misterius Tuhan selalu memberikan pelajaran. Begitulah cara Tuhan tuk dapat hadir mewarnai proses buah menjadi secangkir kopi. Keseimbangan rasa manis dan pahit menyatu dalam kenikmatan.❤️

Comments