Dalam
sejarahnya, perempuan pada zaman jahiliyah mengalami berbagai penindasan
terhadap hak asasinya. Peran perempuan dibatasi dan dianggap sebagai bawahan
kaum laki-laki. Perempuan pada masa itu hanya dianggap momok saja sehingga
keberadaan kaum perempuan di asingkan dan dianggap tidak berguna. Perempuan
direndahkan martbatnya hanya sebatas pemuas nafsu laki-laki saja. Sungguh
kondisi yang sangat memprihatinkan. Kemudian Islam hadir dengan wahyu dari
Allah swt dan mengangkat derajat kaum perempuan. Islam menjunjung tinggi
martabat perempuan. Sebagaimana di terangkan dalam surat An-Nisa ayat 1 yang
artinya “Wahai Manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari
dirinya. Dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta
dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu”. Berdasarkan ayat tersebut dapat dimaknai bahwa Allah swt
menciptakan perempuan dan laki-laki untuk saling melengkapi dan bertakwa kepada
Allah swt.
Perempuan
memiliki potensi yang besar dalam suatu peradaban, namun sayangnya hal ini
belum begitu mendapatkan tempat dalam kesadaran masyarakat Islam. Padahal Islam
sendiri menjunjung tinggi keberadaan perempuan dan kaumnya. Islam mengangkat
derajat dan hak asasi manusia seorang perempuan (Murtadha, 2012).
Dalam
peradaban barat, filsafat eksistensialisme menjadi awal dari gerakan feminisme.
Sartre mengklaim bahwa salah satu konsep sentral eksistensialisme adalah bahwa eksistensi
mendahului esensi, yang berarti bahwa pertimbangan terpenting bagi seorang
individual adalah bahwa mereka adalah individual — entitas yang bersikap dan bertanggung
jawab secara independen dan sadar ("eksistensi") — dan bukan label,
peran, stereotipe, definisi, atau kategori lainnya yang digunakan atau
dipergunakan kepada individual tersebut ("esensi"). Kehidupan aktual
seorang individu kemudian dapat disatukan dan dijadikan "esensi
nyata" mereka, dan bukan esensi yang diatribusikan orang lain kepada
mereka. Dengan demikian, manusia, melalui kesadarannya sendiri, menciptakan
nilai-nilainya sendiri, dan menentukan arti bagi kehidupannya sendiri. Dari pemikiran
filsafat ini lahirlah pemikiran bahwa perempuan memiliki eksistensi yang sama
dengan laki-laki dan menuntut kesetaraan gender.
Berdasarkan
sumber wikipedia, gerakan feminisme dimulai sejak akhir abad ke-18 dan
berkembang pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan
hak politik bagi perempuan. Tulisan Mary Wollstonecraft
yang berjudul A Vindication of The Rights of Woman dianggap sebagai
salah satu karya tulis feminis awal yang berisi kritik terhadap Revolusi Prancis
yang hanya berlaku untuk laki-laki namun tidak untuk perempuan. Satu abad setelahnya
di Indonesia, Raden
Ajeng Kartini ikut membuahkan
pemikirannya mengenai kritik keadaan perempuan Jawa yang tidak diberikan
kesempatan mengecap pendidikan yang setara dengan laki-laki, selain dari kritik
terhadap kolonialisme
Belanda.
Di akhir abad 20, gerakan feminis banyak dipandang sebagai sempalan gerakan Critical
Legal Studies, yang pada intinya banyak memberikan kritik terhadap logika
hukum yang selama ini digunakan, sifat manipulatif dan ketergantungan hukum
terhadap politik, ekonomi, peranan hukum dalam membentuk pola hubungan sosial,
dan pembentukan hierarki oleh ketentuan hukum secara tidak mendasar. Walaupun
pendapat feminis bersifat pluralistik,
namun satu hal yang menyatukan mereka adalah keyakinan mereka bahwa masyarakat
dan tatanan hukum bersifat patriaki.
Aturan hukum yang dikatakan netral dan objektif sering kali hanya merupakan
kedok terhadap pertimbangan politis dan sosial yang dikemudikan oleh idiologi
pembuat keputusan, dan idiologi tersebut tidak untuk kepentingan wanita. Patriaki
dalam masyarakat dan ketentuan hukum merupakan penyebab ketidakadilan, dominasi
dan subordinasi terhadap wanita, sehingga sebagai konsekuensinya adalah
tuntutan terhadap kesederajatan gender. Kesederajatan gender tidak akan dapat
tercapai dalam struktur institusional ideologis yang saat ini berlaku.
Feminis
menitikberatkan perhatian pada analisis peranan hukum terhadap bertahannya
hegemoni patriaki.
Segala analisis dan teori yang kemudian dikemukakan oleh feminis diharapkan
dapat secara nyata diberlakukan, karena segala upaya feminis bukan hanya untuk
menghiasi lembaran sejarah perkembangan manusia, melainkan lebih kepada upaya manusia
untuk bertahan hidup. Timbulnya gerakan feminis merupakan gambaran bahwa
ketentuan yang abstrak tidak dapat menyelesaikan ketidaksetaraan.
Di
Indonesia sendiri, gerakan perempuan untuk menuntut haknya yaitu emansipasi
wanita oleh RA. Kartini. Gerakan emansipasi wanita tersebut menuntut adanya
kesetaraan dalam hal pendidikan. Dengan mendirikan sekolah-sekolah khusus
perempuan, Kartini berharap perempuan dapat meningkatkan kualitas dirinya.
Karena perempuan sebagai tiang negara maka pondasi utama madrasah pendidikan
pertama seorang anak dari orang tuanya, maka kualitas seorang ibu yang nanti
mendidik anaknya perlu di tingkatkan lagi.
Dari
berbagai gerakan keperempuanan itu, mulai banyak perempuan yang aktif dalam
ranah publik. Menjadi tokoh ekonomi, hukum, sosial, akademisi dan profesi
lainnya. Dalam Islam pun tidak ada larangan bagi perempuan yang ingin berkiprah
di ranah publik. Kemerdekaan sosial perempuan diceritakan bahwa Nabi saw
memberikan kepada putri beliau Fatimah Az-Zahra, kemerdekaan untuk memilih
suami (Murtadha, 2009). Islam memberikan posisi merdeka pada perempuan, dan
bukan saja mencabut otoritas mutlak seorang ayah. Islam memberikan kepada
individu kemerdekaan berpikir dan berpendapat dan secara formal mengakui
eksistensi hak-hak natural mereka.
Beberapa
tokoh perempuan seperti Ibu Ani Yudhoyono sebagai istri presiden Indonesia
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Ibu Ani berperan sebagai perempuan yang mampu
membagi perannya dengan baik, sebagai tokoh masyarakat Ibu Ani terlibat dalam
berbagai organisasi. Tokoh perempuan lainnya yang berkiprah di ranah publik
yaitu Ibu Sri Mulyani sebagai mentri keuangan. Berbagai prestasi Ibu Sri
Mulyani sebagai orang Indonesia
pertama yang menjabat sebagai Direktur
Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini
diembannya mulai 1
Juni 2010
hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko
Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan
menggantikan Bambang Brodjonegoro,
dia mulai menjabat lagi sejak 27
Juli 2016.
Sebelumnya, dia menjabat Menteri Keuangan
Kabinet Indonesia Bersatu.
Ketika ia menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia maka ia pun meninggalkan
jabatannya sebagai menteri keuangan saat itu. Sebelum menjadi menteri keuangan,
dia menjabat sebagai Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
dari Kabinet Indonesia Bersatu.
Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia.
Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
(LPEM FEUI) sejak Juni
1998.
Pada 5 Desember
2005,
ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri
Keuangan menggantikan Jusuf
Anwar. Dan berbagai prestasi lainnya.
Kontribusi
tokoh perempuan tersebut di ranah publik tentunya cukup membanggakan. Berdasarkan
hasil penelitian, bahwa kontribusi perempuan dalam hal pengambilan keputusan,
kontribusi penghasilan, pemberian kesempatan dalam pendidikan cukup setara
dengan laki-laki. Namun pada sisi lain, mereka masih mempresepsikan adanya
perbedaan perlakuan dari masyarakat dan adat terhadap perempuan. Walaupun
perempuan memiliki posisi pemimpin dalam suatu organisasi, peran utama
perempuan yang dirasakan bagi seorang perempuan yang sudah bersuami adalah
mendampingi suaminya disamping mendidik anak dan menjadi mitra bisnis suami.
Perkembangan teknologi mempengaruhi manusia di berbagai aspek kehidupan. Berbagai perubahan tersebut harus disikapi dengan bijak untuk mengambil manfaat positif dari perubahan. Memasuki era industri 4.0 yang ditandai dengan ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Program pemerintah make Indonesia 4.0 merupakan cerminan kesungguhan pemerintah dalam rangka mempersiapkan masyarakat untuk beradabtasi dengan era ini. Kewajiban negara mempersiapkan tenaga kerja yang produktif dan kompeten merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030, hal tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Ketika pemerintah berhasil memaksimalkan kualitas tenaga kerjanya maka bonus demografi akan membawa dampak positif bagi Indonesia. Namun ketika kualitas masyarakat masih rendah maka hal tersebut merupakan ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ancaman tidak hanya dari dalam negri, ancaman dapat dari luar negri. Perkembangan globalisasi dan keterbukaan arus budaya yang masuk ke Indonesia juga merupakan salah satu ancaman terhadap jati diri bangsa. Pemerintah menanggapi hal tersebut dengan membuat program revolusi mental. Program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan integritas dan jati diri bangsa dengan penanaman pilar-pilar kehidupan berbangsan dan bernegara. Hal tersebut dilakukan secara nasional dan perlu di dukung dengan berbagai elemen untuk mewujudkannya. Selain itu, ukuran kualitas hidup masyarakat yang tercermin dengan Indeks Pembangunan Manusia memiliki komponen yaitu kesehatan, pendidikan dan standar hidup pendapatan masyarakat Indonesia pada tahun 2018 mencapai angka 71.39. IPM Indonesia masih sangat rendah, berada pada peringkat 111 dari 182 negara. Ini menjadi kekurangan bagi Indonesia yang ternyata kualitas masyarakatnya masih minim sekali.
Ditengah kehidupan masyarakat yang moderen ini, perkembangan budaya, tradisi pengetahuan, agama bahkan ideologi mudah di transformasikan dalam bentuk media yang semakin mudah dijangkau oleh siapapun. Perkembangan teknologi memang memiliki dampak baik serta dampak buruk, tergantung pada penyikapan seseorang memanfaatkannya. Untuk mendukung terciptanya tatanan masyarakat yang madani, maka diperlukan peran semua pihak mewujudkannya.
Syekh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin pernah berkata “ Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, perbaikan secara zahir, di masjid-masjid, di pasar-pasar dan selainnya dari perkara-perkara zahir. Ini didominasi oleh lelaki karena merekalah yang tampil di depan umum. Kedua, perbaikan masyarakan melalui rumah-rumah. Secara umum ini adalah tanggung jawab perempuan karena merekalah yang berperan sebagai pengatur dalam rumahnya”.
Sebuah syair arab yang dipaparkan bahwa "Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berakhlak karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu". Dalam syair tersebut dijelaskan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam tata kenegaraan. Memaparkan bahwa peran perempuan untuk membangun sebuah peradaban berada pada posisi yang strategis. Peran perempuan secara umum ada 4 yaitu sebagai seorang anak, ibu, istri dan anggota masyarakat. berikut merupakan penjelasan dari keempat peran tersebut :
1. Peran perempuan sebagai anak, digambarkan menuntut kewajiban seorang anak yang pertama dan berperan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Merupakan sebuah keharusan seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya yang telah membesarkannya. Rasulullah saw juga pernah bersabda “dahulukanlah dulu ibumu, ibumu, ibumu baru ayahmu”. Maka membalas budi serta jasa kedua orang tua dengan berbakti kepada mereka.
2. Peran perempuan sebagai seorang ibu dimiliki seorang perempuan yang sudah menikah dan memiliki kewajiban untuk mengurus anak-anaknya. Peran sebagai ibu dimaknai bahwa perempuan memiliki peran sebagai pembina dan pendidik tunas muda. Dalam artian peran perempuan sebagai ibu merupakan madrasah pertama yang akan membina anak-anak untuk dapat menjadi seorang anak yang sholeh dan sholehah.
3. Peran perempuan sebagai seorang istri dimiliki oleh seorang perempuan yang sudah menikah dan berperan untuk saling membantu dan memberikan support kasih juga sayang kepada suaminya. Memberikan semangat juga dukungan kepada suaminya seperti yang dilakukan oleh teladan kaum muslimah, Khadijah dalam mendampingi Rasulullah di awal masa kenabiannya. Ketika Rasulullah mengalami kesulitan dan merasa ketakutan terhadap wahyu yang diberikan kepadanya, lantas apa yang dikatakan Khadijah kepadanya?"Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakan kebenaran" (HR. Muttafaqun'alaih). Peran Khadijah sebagai perempuan yang mendampingi Rasululah dalam mengemban misi kenabian sanagtlah menjadi inspirasi mengenai peran perempuan sebagai seorang istri. Inilah peran yang seharusnya dilakuakn bagi seorang perempuan. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang perlu dilakukan perempuan, akan tetapi menjadi pendamping seorang pemimpin (pemimpin rumah tangga) yang dapat membantu, mengarahkan dan menenangkan adalah hal yang sangat mulia jika di dalamnya berisi ketaatan kepada Allah SWT.
4. Peran perempuan sebagai anggota masyarakat juga penting, bahwa perempuan pasti hidup dalam lingkup sosialnya. Berperan sebagai anggota masyarakat berarti perempuan harus memberikan kontribusinya dalam sumbangsih gagasan, ide dan amal yang bermanfaat. Dalam Islam, tidak ada larangan bagi perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat. Perempuan berhak mengekspresikan dan mengambangkan potensi dalam dirinya. Dalam ranah publik banyak perempuan yang berkontribusi dalam pembangunan negara ini seperti sebagai seorang guru, dokter, pakar ekonomi dan lainnya. Perempuan merupakan tiang negara. Perempuan adalah sosok yang menjadi tauladan bagi sebuah generasi, sehingga menjadi perempuan yang cerdas dan berintegritas sebagai pengawal panji Islam merupakan sebuah keharusan. Menjaga dan menempatkan perempuan pada posisi yang terhormat karena perempuan memiliki peranan penting dalam sinergitas kehidupan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik presentase kontribusi perempuan dalam tenaga kerja nasional tahun 2020 sebesar 39 persen. Hal ini menunjukan bahwa perempuan memiliki kontribusi yang besar dalam ranah publik untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup perempuan dengan bekerja.
Terdapat dilematis bagi seorang perempuan yaitu dalam kontribusinya di ranah publik atau berkarir adalah membagi waktu antara pekerjaan dan urusan rumah tangganya. Kebanyakan perempuan karir melepas tanggung jawab rumah tangga untuk fokus mengurusi karirnya. Bahkan dalam beberapa negara terdapat tempat yang bertanggung jawab mengasuh anak-anak wanita karis sampai sang ibu memiliki waktu untuk mengurusnya. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan produktifitas perempuan karir. Negara Mesir memberlakukan waktu cuti bagi perempuan yang hamil untuk berfokus terlebih dahulu mengurus anak-anaknya. Hal tersebut merupakan formulasi untuk meringankan perempuan karir yang juga memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya. Dengan kebijakan tersebut diharapkan perempuan dapat memaksimalkan perannya sebagai perempuan karir dan menjalankan tugas rumah tangganya. Hal tersebut merupakan masalah psikologis perempuan ketika memilih dan membagi tugas dan tanggungjawabnya.
Berdasarkan uraian di atas, pondasi utama peran perempuan adalah pendidikan. Konsep pendidikan yang perlu di tingkatkan bagi perempuan dalam penelitian (Frieda, 2009), meliputi pendidikan fisik, pendidikan intelektual dan pendidikan moral. Kemudian dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 pengkualitasan diri perempuan di bekali dengan :
1. Memperbanyak literasi
Diera digital, perkembangan arus informasi semakin cepat. Ketika sesroang tidak mengkualitasi dirinya, maka dirinya akan stagnan. Hal tersebut dapat dimulai dari meningkatkan kegemaran membaca, menulis dan mengkaji permasalahan dan isu-isu terkini.
2. Memperbanyak relasi sosial
Diperlukan tempat untuk saling bertukar informasi untuk memudahkan perempuan memahami situasi dan kondisi moderenisasi.
3. Aktif dalam organisasi
Organisasi membekali seseorang dalam mengasah kemampuan dan keterampilan manajemen serta kepemimpinan. Dengan memperbanyak pengalaman maka seseorang dapat belajar sambil mempraktikannya.
Dalam buku Stephen R Covey ada 7 kebiasaan yang efektif untuk membangun kepribadian yaitu :
1. Menjadi proaktif
Merupakan kepribadian yang bedaya tanggap dengan menterjemahkan tindakan berdasarkan keputusan kita. Keputusan pribadi yang dimaksud adalah keputusan yang sudah di pikirkan berdasarkan nilai-nilai objektif bukan atas dasar emosi.
2. Mulai dari akhir pikiran
Kepribadian yang memiliki target serta sasaran yang hendak dicapainya.
3. Dahulukan yang utama
Dalam tumpukan tugas-tugas pasti terkadang kesusahan untuk menentukan mana yang harus di kerjakan. Maka dibutuhkan skala prioritas untuk memanajemen kinerja agar lebih efektif.
4. Pembaharuan diri
Pembaruan diri bisa dilakukan secara harian dalam artian selalu mengkoreksi diri dan melihat bagaimana progres setiap harinya. Hal ini penting, ibarat asah gerjadi maka keterampilan membutuhkan pacu untuk lebih tajam lagi dengan aktif dalam pembaharuan diri.
5. Sinergi
Bekerjasama dengan pihak lain untuk mengumpulkan kekuatan secara maksimal. Dalam hal kepemimpinan manajemen dan organisasi, sinergi dengan rekan kerja sangatlah penting untuk mengoptimalkan hasil.
6. Mengerti dulu baru minta dimengerti
Mendengarkan dengan empati dan menempatkan diri untuk bisa mengerti bagaimana keadaan orang lain. Sikap saling peduli akan menghasilkan kinerja lebih baik lagi.
7. Pikirkan menang/menang
Membina hubungan dengan orang lain yang berpondasi pada integritas diri. Dalam hal manajemen organisasi, diperlukan keseimbangan antara student needs dan student interest. Artinya tidak memaksakan kehendak pribadi terhadap orang lain.
Comments
Post a Comment