Industrial Location : Lokasi Perusahaan Secara Teori (Part 1 : Analisis Lokasi Optimum)

 


Lokasi di definisikan sebagai tempat atau posisi, dimana pembahasan kali ini tentang penentuan lokasi yang optimal bagi perusahaan. Teori lokasi industri pada dasarnya merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang lokasi secara geografis dan pengaruhnya terhadap faktor dari kegiatan usaha. Teori ini di kembangkan untuk memperhitungkan bagaimana kegiatan ekonomi itu saling berhubungan. Adapun pertimbangan dalam menentukan lokasi industri yaitu tenaga kerja, modal, bahan mentah, transportasi, pasar dan keadaan lingkungan. Model penentuan lokasi produksi yang terkenal yaitu model dari Weber. Dengan analisis yang diasumsikan perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal. Untuk menjawab pertanyaan itu, digunakan dengan dua dimensi spasial yang di namakan segitiga Weber. Ini merupakah analisis dua dimensi sederhana dengan pendekatan spasial. Berikut untuk gambar segitiga lokasi produksi Weber.


Pada gambar tersebut menjelaskan lokasi perusahaan K adalah lokasi optimum, dimana lokasi perusahaan dekat dengan lokasi bahan baku (M1 dan M2) dan lokasi pasar (M3). Sebagai contoh gamabar berikutnya menggambarkan dua lokasi perusahaan A dan B.


Diasumsikan perusahaan A dan B adalah perusahaan yang memproduksi mobil, yang membutuhkan input baja pada M1 dan input plastik pada M2. Jika diasumsikan kebutuhan input produksi 1,5 ton baja dan 0,5 ton plastik. Maka lokasi industri yang paling baik adalah B. Pertimbangan lokasi B paling baik karena lebih dekat dengan input produksi baja. Input produksi baja akan 3 kali lebih banyak dibandingkan input plastik, sesuai dengan fungsi produksinya. Sehingga jika lebih dekat dengan input produksi baja, akan mengurangi biaya transportasi untuk input produksi.

Pada model ini menggambarkan kondisi 2 perusahaan A dan B. Dimana M1 adalah input produksi baja dan M2 adalah input produksi plastik. Kelebihan dari model ini, bisa mengasumsikan ketika perusahaan mencoba untuk memaksimalkan produksinya dengan minimisasi biaya transportasi terhadap lokasi perusahaan.

Pada gambar berikutnya merupakan analisis ketika pertimbangan lokasi perusahaan terhadap output perusahaan. Dengan gambar yang sama perusahaan A dan B.

Pada gambar ini memperhatikan bagaimana perusahaan A dan B dalam menentukan lokasi jika dipertimbangkan pada output produksinya. Jika diasumsikan dari output perusahaan A adalah kendaraan kecil dan perusahaan B adalah besar, maka lokasi yang paling baik adalah perusahaan B untuk orientasi pasar. Namun jika berorientasi pada bahan baku maka lokasi perusahaan A akan lebih tepat.

Pertimbangan jika perusahaan A memproduksi kendaraan kecil dan perusahaan B memproduksi kendaraan besar, lokasi yang baik adalah perusahaan B. Karena jika dilihat pada output perusahaan, produk B lebih berat sehingga lebih baik orientasinya ke pasar (dekat dengan pasar) untuk mengurangi biaya transportasi. Berbeda dengan perusahaan A yang memproduksi kendaraan kecil, yang bobotnya tidak terlalu padat, maka perushaan A lebih memilih berorientasi pada bahan baku.

Pada gambar berikutnya yaitu analisis Isodapane.


Pada gambar berikut ini, mengidentifikasi kondisi harga ketika perusahaan hendak mencari lokasi alternatif. Jika dilihat lokasi sumber daya dan pasar, maka titik K adalah lokasi paling optimum bagi perusahaan.

Titik K adalah lokasi paling optimum, karena lebih dekat dengan pasar dan bahan baku. Sehingga dari pertimbangan biaya transportasi, lokasi K akan lebih minimum biaya. Dibandingkan dengan lokasi lain yang semakin menjauh dari pasar dan sumber dayanya, maka perushaan yang lebih jauh akan memiliki biaya transportasi yang besar.

Dalam model ini memiliki kelebihan untuk mempertimbangkan lokasi alternatif jika perusahaan ingin pindah. Misalnya dengan mamasukan faktor input tenaga kerja dan tanah. Diasumsikan ketika faktor tenaga kerja dan harga tanah per unit pada lokasi R adalah 30 lebih rendah dari K, itu akan menarik perusahaan untuk berpindah ke lokasi alternatif. 





Comments