Pada gambar tersebut menjelaskan lokasi perusahaan K adalah lokasi optimum, dimana lokasi perusahaan dekat dengan lokasi bahan baku (M1 dan M2) dan lokasi pasar (M3). Sebagai contoh gamabar berikutnya menggambarkan dua lokasi perusahaan A dan B.
Pada gambar ini memperhatikan bagaimana perusahaan A dan B dalam menentukan lokasi jika dipertimbangkan pada output produksinya. Jika diasumsikan dari output perusahaan A adalah kendaraan kecil dan perusahaan B adalah besar, maka lokasi yang paling baik adalah perusahaan B untuk orientasi pasar. Namun jika berorientasi pada bahan baku maka lokasi perusahaan A akan lebih tepat.
Pertimbangan jika perusahaan A memproduksi kendaraan kecil dan perusahaan B memproduksi kendaraan besar, lokasi yang baik adalah perusahaan B. Karena jika dilihat pada output perusahaan, produk B lebih berat sehingga lebih baik orientasinya ke pasar (dekat dengan pasar) untuk mengurangi biaya transportasi. Berbeda dengan perusahaan A yang memproduksi kendaraan kecil, yang bobotnya tidak terlalu padat, maka perushaan A lebih memilih berorientasi pada bahan baku.
Pada gambar berikutnya yaitu analisis Isodapane.
Pada gambar berikut ini, mengidentifikasi kondisi harga ketika perusahaan hendak mencari lokasi alternatif. Jika dilihat lokasi sumber daya dan pasar, maka titik K adalah lokasi paling optimum bagi perusahaan.
Titik K adalah lokasi paling optimum, karena lebih dekat dengan pasar dan bahan baku. Sehingga dari pertimbangan biaya transportasi, lokasi K akan lebih minimum biaya. Dibandingkan dengan lokasi lain yang semakin menjauh dari pasar dan sumber dayanya, maka perushaan yang lebih jauh akan memiliki biaya transportasi yang besar.
Dalam model ini memiliki kelebihan untuk mempertimbangkan lokasi alternatif jika perusahaan ingin pindah. Misalnya dengan mamasukan faktor input tenaga kerja dan tanah. Diasumsikan ketika faktor tenaga kerja dan harga tanah per unit pada lokasi R adalah 30 lebih rendah dari K, itu akan menarik perusahaan untuk berpindah ke lokasi alternatif.
Comments
Post a Comment