Economic Development and Environment Issue : Study of Environment, Social and Government


 

Berlatar belakang isu pembangunan, sering sekali menjadi pro dan kontra ketika berhadapan dengan aspek lingkungan dan sosial. Topik Enviromental, Social and Government atau ESG merupakan topik yang menarik untuk di bahas di tengah gebrakan besar-besaran pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional yang bertentangan bahkan sampai mengeksploitasi alam. Indonesia menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya masih bertumpu pada sektor komoditas dan sumber daya alam. Dilihat dari PDB selama kurun waktu 2016-2019, lapangan usaha industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar di setiap triwulan dengan rata-rata kontribusi sebesar 20,06 persen. Selain itu diikuti oleh sektor lainnya yaitu Perdagangan, Pertanian kehutanan dan Pertambangan dan Penggalian sebagai berikut.


Data tersebut diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik tahun 2020, sementara data update tahun 2021 belum di peroleh. Dari data tersebut kita dapat dilihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 7,5 persen terhadap PDB. Menyoroti sektor tersebut, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dalam sumber daya alamnya, salah satunya pertambangan. Dimana Indonesia memiliki banyak cadangan mineral tambang dan hampir semua provinsi memiliki barang tambang dengan berbagai kegunaan. Memang jika dilihat dari kontribusi sektor ekspor non migas tahun 2020, pertambangan menyumbang 12,74 persen terhadap ekspor. Namun, pertambangan juga memberikan dampak negatif pada lingkungan di sekitar tambang. Secara umum dampak pertambangan yaitu penurunan produktivitas lahan kepadatan tanah, terjadi erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah longsor, terganggunya flora dan fauna, serta berdampak pada kesehatan masyarakat dan perubahan iklim makro. Berbagai dampak kerusakan lingkungan telah di rasakan oleh masyarakat terutama di sekitar tambang. Seperti yang terjadi di Palembang Sumatera Selatan, hasil investigasi terhadap tambang daerah, masyarakat sudah kehilangan sumber produksi lahan pertanian akibat ketimpangan pengusaan lahan. Hal tersebut adalah sebagian kecil kasus yang mengupayakan kepentingan pembangunan nasional, tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.


Maka dalam strategi pembangunan diperlukan pertimbangan ESG yaitu keseimbangan strategi yang bertanggung jawab untuk beroperasi lebih efisien. ESG-lingkungan mencakup penggunaan sumber energi terbarukan oleh perusahaan, program pengelolaan limbah, cara menangani potensi masalah pencemaran udara atau air yang timbuk dari operasinya, serta tindakannya terhadap masalah perubahan iklim. 
Dari lingkup sosial mencakup berbagai masalah potensial. Salah satu hubungan kunci bagi sebuah perusahaan, dari sudut pandang banyak investor yang bertanggung jawab secara sosial, dengan bertanggung jawab pada karyawannya serta mempertimbangkan analisis dampak lingkungan. Konteks tata kelola dalam ESG pada dasarnya adalah tentang nagaimana sebuah perusahaan dikelola secara good corporate governance yaitu kemampuan mengatur hubungan antar berbagai pihak yang memiliki kepentingan terutama dalam arti sempir hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, karyawan maupun pelanggan demi tercapainya tujuan perusahaan. Kebijakan perusahaan ini memastikan kebijakan yang bijak untuk keberlangsungan perusahaan. Sehingga konsep ESG dapat dijalankan dengan memperhatikan berbagai aspek penting, bukan hanya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya namun juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan perusahaan.

Comments